MODEL KEYAKINAN KESEHATAN
NAMA : M.TARMIJI TAHIR
NIM : 120210039
JURUSAN : S1
KEPERAWATAN
SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN BANTEN
BSD SERPONG
– TANGERANG SELATAN
TAHUN 2011 /
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya, sehingga penulis telah berhasil menyelesaikan makalah ini yang
Alhamdullilah tepat pada waktunya.Terimakasih juga tidak luput saya ucapkan kepada Ibu Dian Puspitasari
Effendi,S.Kp.M.Kep yang telah
memberikan tugas serta bimbingan-bimbingannya dalam pembuatan dan penyusunan
makalah ini. Makalah
ini berisikan tentang Model Keyakinan
Kesehatan. Diharapkan juga
semoga makalan ini nantinya dapat memberikan pengetahuan serta manfaat kepada
kita semua.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan,oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun sangat saya harapkan.Akhir
kata semoga Allah SWT senantiasa memberi petunjuk dan hidayah-Nya kepada kita
semua,Amin amin ya Robal Allamin.
Tangerang
Selatan, 10 Desember 2012
Penyusun
M.Tarmizi Tahir
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latarbelakang
Komunikasi
adalah keterampilan yang sangat penting bagi manusia, manusian adalah mahluk
sosial yang saling ketergantungan satu sama lain. Komunikasi alat satu-satunya
untuk berhubungan dengan orang yang ada di sekitarnya baik secara verbal maupun
non verbal (bahasa tubuh dan isyarat yang sangat banyak di mengerti oleh suku
bangsa) .
Ketermpilan
yang baik dan benar serta efektif yang berdampak terapeutik merupakan kemampuan
panting yang harus di miliki oleh semu tenaga pelayanan kesehatan, terutama
perawat. Kemampuan ini perlu di tumbuh kembangkan sehingga menjadi kebiasaan
bagi perawat dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari. Upaya untuk
membiasakan pola komunikasi terapeutik ini dapat dilakukan dengan cara
memperdalam pemahaman tentang konsep-konsep komunikasi, model-model
komunikasi,dan berani mengaplikasikan konsep-konsep komunikasi tersebut dalam
memberikan pelayanan keperawatan. Kegiatan komunikasi bagi perawat harus di
lakukan dengan penuh kejujuran dan ketulusan disertai komitmen yang kuat untuk
memberikan pelayanan yang terbaik bagi klien.
Puji
syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan
hidayahnya, akhirnya penyusun makalah ini dengan judul “Model Keyakinan Kesehatan” ini dapat terselesaikan. Makalah ini
disusun untuk memenuhi kebutuhan perkembangan keperawatan terutama bagi
mahasiswa keperawatan atau tenaga kesehatan lainnya. Makalah ini disusun dengan
mengacu pada kurikulum pendidikan tinggi keperawatan ini merupakan cabang dari
Ilmu Keperawatan Dasar yang harus dikuasai dan mampu di aplikasikan oleh
perawat atau petugas kesehatan lainnya dalam memberikan pelayanan.
Semoga
makalah ini merupakan bagian dari sumbangsih penulis bagi perkembangan profesi
keperawatan khususnya dan upaya peningkatan kualitas layanan kesehatan pada
umumnya .
1.2
TUJUAN
A.
TUJUAN UMUM:
Makalah
ini dibuat untuk mempelajari model-model keyakinan kesehatan.
B.
TUJUN KHUSUS:
Setelah
mempelajari model keyakinan kesehatan diharapkan mengetahui dan memahami
tentang :
1) Definisi
Model Keyakinan Kesehatan
2) Bagaimana
Mencari Sehat
3) Tindakan
Menjauhi Penyakit
BAB
II
TINJAUAN
TEORITIS
MODEL
KEYAKINAN KESEHATAN
Model
komunnikas yang di cetuskan oleh Rosenstok (1966) ini menekankan pada persepsi
klien sebagai upaya pencegahan penyakit. Persepsi klien menjadi faktor utama
dalam menjaga atau meningkatkan derajat kesehatan. Model ini di pengaruhi oleh
teori psikologikal, dimana inti dari teori tersebut adalah bagai mana individu
“mencari sehat” dan menjauhi sakit sejauh mana pengetahuan atau persepsi sehat
bagi klien dan bagaimana lingkungan sosial klien.
FAKTOR YANG
KEMUNGKINAN
MEMODIFIKAS TINDAKAN
|
|||||
|
|||||
Gambar
2.5 Model keyakinan kesehatan dalam melaksanakan
tindakan pencegahan (sumber: Peter Guy & Laurel L,1985)
Model
ini di gunakan untuk memprediksi mengenai perilaku seseorang apakah merasakan
adanya ancaman atau manfaat dalam mempatahankan kesehatannya. Komunikasi sangat
diperlukan untuk memotivasi seseorang dalam pengembilan keputusan untuk
mempertahankan kesehatannya. Elemen untuk (mayor) dari model ini sebagaimana
yang di sampaikan Backer & Maiman (1975) adalah:
1. Persepsi
individu terhadap tingkatan keparahan suatu penyakit.
2. Persepsi
individu terhadap manfaat dan barier dalam melaksanakan tindakan pencegahan
penyakit.
3. Petunjuk
yang tersdia untuk menstimulasi individu dalam malaksanakan tindakan pencegahan
penyakit.
Kelebihan
dari model ini pertama penerapan komunkasi lebih luas, kedua dapat merubah
persepsi dan keyakinan klien sehingga perilaku sehat klien dapat ditingkatkan.
Sedangkan kelemahannya adalah masih banyak yang abstrak dan bersifat
konseptual.
Health Belief Model (Model Kepercayaan
Kesehatan)
Model
perilaku ini dikembangkan pada tahun 50an dan didasarkan atas partisipasi
masyarakat pada program deteksi dini tuberculosis. Analisis terhadap berbagai
faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat pada program tersebut kemudian
dikembangkan sebagai model perilaku. Health belief Model didasarkan atas 3
faktor esensial ;
1.
Kesiapan individu untuk merubah perilaku dalam rangka menghindari suatu
penyakit atau memperkecil risiko kesehatan.
2.
Adanya dorongan dalam lingkungan individu yang membuatnya merubah perilaku.
3.
Perilaku itu sendiri.
Ketiga
faktor diatas dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang berhubungan dengan
kepribadian dan lingkungan individu, serta pengalaman berhubungan dengan sarana
& petugas kesehatan.
Kesiapan
individu dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti persepsi tentang kerentanan
terhadap penyakit, potensi ancaman, motivasi untuk memperkecil kerentanan
terhadap penyakit, potensi ancaman, dan adanya kepercayaan bahwa perubahan
perilaku akan memberikan keuntungan. Faktor yang mempengaruhi perubahan
perilaku adalah perilaku itu sendiri yang dipengaruhi oleh karakteristik
individu, penilaian individu terhadap perubahan yang di tawarkan, interaksi
dengan petugas kesehatan yang merekomen-dasikan perubahan perilaku, dan
pengalaman mencoba merubah perilaku yang serupa.
Menurut
Rosenstock (1974, 1977), model ini dekat dengan Pendidikan Kesehatan
Konsep
:
Perilaku
kesehatan merupakan fungsi dari pengetahuan dan sikap. Secara khusus bahwa
persepsi sesorang tentang kerentanan dan kemujaraban pengobatan dapat
mempengaruhi keputusan seseorang dalam perilaku kesehatannya
Aspek-aspek
pokok perilaku kesehatan menurut Rosenstock:
a)
Ancaman
•
Persepsi tentang kerentanan diri terhadap penyakit (atau kesediaanmenerima
diagnosa penyakit)
•
Persepsi tentang keparahan penyakit/kondisi kesehatannya
b)
Harapan
•
Persepsi tentang keuntungan suatu tindakan
•
Persepsi tentang hambatan-hambatan untuk melakukan tindakan itu
c)
Pencetus tindakan:
•
Media
•
Pengaruh orang lain
•
Hal-hal yang mengingatkan (reminders)
d)
Faktor-faktor Sosio-demografi (pendidikan, umur, jenis kelamin/gender,
sukubangsa)
e)
Penilaian diri (Persepsi tentang kesanggupan diri untuk melakukan tindakan itu)
Ancaman
suatu penyakit dipersepsikan secara berbeda oleh setiap individu. Contoh:
kanker. Ada yang takut tertular penyakit itu, tapi ada juga yang menganggap
penyakit itu tidak begitu parah, ataupun individu itu merasa tidak akan
tertular olehnya karena diantara anggota keluarganya tidak ada riwayat penyakit
kanker. Keputusan untuk mengambil tindakan/upaya penanggulangan atau pencegahan
penyakit itu tergantung dari persepsi individu tentang keuntungan dari tindakan
tersebut baginya, besar/kecilnya hambatan untuk melaksanakan tindakan itu serta
pandangan individu tentang kemampuan diri sendiri. Persepsi tentang ancaman
penyakit dan upaya penanggulangannya dipengaruhi oleh latar belakang
sosio-demografi si individu. Untuk menguatkan keputusan bertindak, diperlukan
faktor pencetus (berita dari media, ajakan orang yang dikenal atau ada yang
mengingatkan). Jika faktor pencetus itu cukup kuat dan individu merasa siap,
barulah individu itu benar-benar melaksanakan tindakan yang dianjurkan guna
menanggulangi atau mencegah penyakit tersebut.
Health
Belief Model menurut Becker (1979) ditentukan oleh :
•
Percaya bahwa mereka rentan terhadap masalah kesehatan
•
Menganggap serius masalah
•
yakin terhadap efektivitas pengobatan
•
tidak mahal
•
menerima anjuran untuk mengambil tindakan kesehatan
Kelemahan
:
•
Bersaing dengan kepercayaan dan sikap-sikap lain
•
Pembentukan kepercayaan seiring dengan perubahan perilaku
Model
Kepercayaan kesehatan oleh Becker (1974, 1979) :
1.
Percaya bahwa mereka rentan terhadap masalah kesehatan tertentu
Bagaimana
menyadarkan masyarakat tersebut bilamana dirinya dapat mengalami diare setiap
saat. Oleh karena adanya lingkungan dengan sanitasi yang buruk dan perilaku
yang buruk terhadap kesehatan, seperti cakupan jamban yang rendah serta sumber
air bersih yang dikonsumsi berpotensi tercemar oleh kuman. Tidak adanya WC
memungkinkan adanya lalat sebagai vektor penyebab terjadinya penularan ke
manusia yang sehat lainnya. Sumber air yang digunakan dari sumur pinggir
sungai/menggali lubang pasir di pinggir sungai sangat membahayakan bilamana ada
penderita cholera yang BAB disungai tersebut.
2.
Menganggap masalah ini serius
Terjadinya
diare bukan saja dapat menyebabkan kesakitan tetapi juga bahaya kematian.
Terutama akibat dehidasi berat oleh diare. Penyakit ini setiap tahunnya
merupakan pembunuh no 1 atau no 2 di Indonesia.
3.
Meyakini efektifitas tujuan pengobatan dan pencegahan
Model
pengobatan dini dapat mencegah ke tahapan diare berat dengan dehidasi hebat,
sehingga tidak perlu dirujuk ke RS. Pencegahan merupakan upaya terbaik dan
murah melalui kebiasaan perilaku hidup bersih dan sehat terutama sumber air
yang steril, penggunaan WC dan kebiasaan cuci tangan dengan sabun. Dimaksudkan
memutuskan penularan penyakit diare.
4.
Tidak mahal
Biaya
yang tidak mahal karena hanya dengan merubah kebiasaan buruk dimasyarakat. Jika
dibandingkan dengan biaya yang harus dikeluarkan untuk kesembuhan ditambah
dengan hilangnya produktifitas (waktu kerja).
5.
Menerima anjuran untuk mengambil tindakan kesehatan
Melaksanakan
anjuran oleh petugas kesehatan merupakan tujuan dari perubahan perilaku.
Thranstheoretical Model
Model
trnasteoretik (atau "Model Bertahap", "Stages of Change"),
sesuai namanya , mencoba menerangkan serta mengukur perilaku kesehatan dengan
tidak bergantung pada perangkap teoritik tertentu. Proschaska dan kawan-kawan
(1979) mula-mula bermaksud menjelaskan proses apa yang terjadi bila peminum
alkohol berhenti minum alkohol, dan juga terhadap proses dalam berhenti
merokok. Penelitian ini mengidentifikasikan 4 tahap independen: prekontemplasi,
kontemplasi, aksi, dan pemeliharaan. "Prekontemplasi" mengacu pada tahap
bila seseorang belum memikirkan sebuah perilaku sama sekali , orang itu belum
bermaksud mengubah suatu perilaku. Dalam tahap "kontemplasi",
seseorang benar-benar memikirkan suatu perilaku, namun masih belum siap untuk
melakukannya. Tahap "aksi" mengacu kepada keadaan bila orang telah
melakukan perubahan perilaku, sedangkan "pemeliharaan" merupakan
pengentalan jangka panjang dari perubahan yang telah terjadi. Dalam tahap
"aksi" maupun "pemeliharaan", "kekambuhan" dapat
terjadi, yaitu individu kembali pada pola perilaku sebelum "aksi"
Model
transteori sejalan dengan teori-teori rasional atau teori-teori pembuatan
keputusan dan teori ekonomi yang lain, terutama dalam mendasarkan diri pada
proses-proses kognitif untuk menjelaskan perubahan perilaku.
Konsep
:
Mengukur
perilaku kesehatan dengan tidak bergantung pada perangkap teoritik tertentu
Prochaska
(1979)
•
Prakontemplasi : belum berpikir perilaku sama sekali, belum bermaksud mengubah
perilaku
•
Kontemplasi : memikirkan perilaku tapi belum siap melakukan
•
Aksi : melakukan perubahan perilaku
•
Pemeliharaan : pengentalan jangka panjang dari perubahan yang terjadi
BAB
III
PEMBAHASAN
3.1. KEKURANGAN DAN KELEMAHAN DALAM MODEL
KEYAKINAN KESEHATAN.
1. Dari
model keyakinan kesehatan ini individu bertindak untuk melakukan pengobatan dan
pencegahan penyakit, kerentangan yang dirasakan agar seseorang bertindak untuk
mengobati/mencegah penyakitnya. ia harus merasa bahwa ia rentan terhadap
penyakit tersebut. Keseriusan yang
dirasakan tindakan individu untuk mencari pengobatan dan pencegahan penyakitnya
akan di dorong pula oleh keseriusan penyakit tersebut terhadap
individu/masyarakat.
2. Model
ini menekenkan pada persepsi klien sebagai upaya pencegahan
penyakit. Meningkatkan dan menjaga derajat
kesehatan adalah faktor utama pada klien dan inti dari teori tersebut adalah
bagaimana individu mencari sehat dan menjauhi sakit.
3. Model
ini untuk mengetahui dan memprediksi mengenai perilaku seseorang apakah
merasakan adanya ancaman atau manfaat mempertahankan kesehatannya, dan
komunikasi ini sangat diperlukan untuk memotivasi seseorang dalam mengambil
keputusan untuk mempertahankan kesehatannya.
3.2 HAMBATAN YANG AKAN DIALAMI.
Hambatan ini
mengacu pada sejauh mana seseorang berpikir, penyakit atau kesehatan
betul-betul merupakan ancaman bagi dirinya. Apabila ancaman yang dirasakan
tersebut maka perilaku pencegahan juga akan meningkat.
3.3 SOLUSI
Apabila individu merasa dirinya rentan untuk
penyakit yang dianggap dirinya gawat atau serius, ia harus melakukan suatu
tindakan, tergantung manfaat dari rintangan yang di temukan dalam mengambil
tindakan contoh: check up untuk memeriksa.
DAFTAR
PUSTAKA
Mundakir.
(2006). Komunikasi Keperawatan Aplikasi
Dalam Pelayanan. Yogyakarta : Graha Ilmu.
ada pake buku apa nn?
BalasHapus