Jumat, 13 September 2013

MODEL KEYAKINAN KESEHATAN - komkep smester 1


MODEL KEYAKINAN KESEHATAN



MAKALAH


                   NAMA       :  M.TARMIJI TAHIR
                   NIM            :  120210039
                   JURUSAN  :  S1 KEPERAWATAN





SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANTEN
BSD SERPONG – TANGERANG SELATAN
TAHUN 2011 / 2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat  serta karunia-Nya, sehingga penulis telah berhasil menyelesaikan makalah ini yang Alhamdullilah tepat pada waktunya.Terimakasih juga tidak luput saya ucapkan kepada Ibu Dian Puspitasari Effendi,S.Kp.M.Kep yang telah memberikan tugas serta bimbingan-bimbingannya dalam pembuatan dan penyusunan makalah ini. Makalah ini berisikan tentang Model Keyakinan Kesehatan. Diharapkan juga semoga makalan ini nantinya dapat memberikan pengetahuan serta manfaat kepada kita semua.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun sangat saya harapkan.Akhir kata semoga Allah SWT senantiasa memberi petunjuk dan hidayah-Nya kepada kita semua,Amin amin ya Robal Allamin.






Tangerang Selatan, 10 Desember 2012
                                                                                                              Penyusun                                    

                                                                                                   M.Tarmizi Tahir






BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latarbelakang
Komunikasi adalah keterampilan yang sangat penting bagi manusia, manusian adalah mahluk sosial yang saling ketergantungan satu sama lain. Komunikasi alat satu-satunya untuk berhubungan dengan orang yang ada di sekitarnya baik secara verbal maupun non verbal (bahasa tubuh dan isyarat yang sangat banyak di mengerti oleh suku bangsa) .
Ketermpilan yang baik dan benar serta efektif yang berdampak terapeutik merupakan kemampuan panting yang harus di miliki oleh semu tenaga pelayanan kesehatan, terutama perawat. Kemampuan ini perlu di tumbuh kembangkan sehingga menjadi kebiasaan bagi perawat dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari. Upaya untuk membiasakan pola komunikasi terapeutik ini dapat dilakukan dengan cara memperdalam pemahaman tentang konsep-konsep komunikasi, model-model komunikasi,dan berani mengaplikasikan konsep-konsep komunikasi tersebut dalam memberikan pelayanan keperawatan. Kegiatan komunikasi bagi perawat harus di lakukan dengan penuh kejujuran dan ketulusan disertai komitmen yang kuat untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi klien.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan hidayahnya, akhirnya penyusun makalah ini dengan judul “Model Keyakinan Kesehatan” ini dapat terselesaikan. Makalah ini disusun untuk memenuhi kebutuhan perkembangan keperawatan terutama bagi mahasiswa keperawatan atau tenaga kesehatan lainnya. Makalah ini disusun dengan mengacu pada kurikulum pendidikan tinggi keperawatan ini merupakan cabang dari Ilmu Keperawatan Dasar yang harus dikuasai dan mampu di aplikasikan oleh perawat atau petugas kesehatan lainnya dalam memberikan pelayanan.
Semoga makalah ini merupakan bagian dari sumbangsih penulis bagi perkembangan profesi keperawatan khususnya dan upaya peningkatan kualitas layanan kesehatan pada umumnya .
1.2 TUJUAN
A. TUJUAN UMUM:
Makalah ini dibuat untuk mempelajari model-model keyakinan kesehatan.

B. TUJUN KHUSUS:
Setelah mempelajari model keyakinan kesehatan diharapkan mengetahui dan memahami tentang :
1)      Definisi Model Keyakinan Kesehatan
2)      Bagaimana Mencari Sehat
3)      Tindakan Menjauhi Penyakit













BAB II
TINJAUAN TEORITIS

MODEL KEYAKINAN KESEHATAN
Model komunnikas yang di cetuskan oleh Rosenstok (1966) ini menekankan pada persepsi klien sebagai upaya pencegahan penyakit. Persepsi klien menjadi faktor utama dalam menjaga atau meningkatkan derajat kesehatan. Model ini di pengaruhi oleh teori psikologikal, dimana inti dari teori tersebut adalah bagai mana individu “mencari sehat” dan menjauhi sakit sejauh mana pengetahuan atau persepsi sehat bagi klien dan bagaimana lingkungan sosial klien.
                                                                        FAKTOR YANG                           KEMUNGKINAN
                                                                        MEMODIFIKAS                           TINDAKAN

w  Dirasakan bermanfaat dalam melaksanakan tindakan
w  Dirasakan adanya halangan melakukan tindakan
 

Kemungkinan merekomendasikan tindakan pencegahan
 
 











Gambar 2.5 Model keyakinan kesehatan dalam melaksanakan tindakan pencegahan (sumber: Peter Guy & Laurel L,1985)
Model ini di gunakan untuk memprediksi mengenai perilaku seseorang apakah merasakan adanya ancaman atau manfaat dalam mempatahankan kesehatannya. Komunikasi sangat diperlukan untuk memotivasi seseorang dalam pengembilan keputusan untuk mempertahankan kesehatannya. Elemen untuk (mayor) dari model ini sebagaimana yang di sampaikan Backer & Maiman (1975) adalah:
1.      Persepsi individu terhadap tingkatan keparahan suatu penyakit.
2.      Persepsi individu terhadap manfaat dan barier dalam melaksanakan tindakan pencegahan penyakit.
3.      Petunjuk yang tersdia untuk menstimulasi individu dalam malaksanakan tindakan pencegahan penyakit.
Kelebihan dari model ini pertama penerapan komunkasi lebih luas, kedua dapat merubah persepsi dan keyakinan klien sehingga perilaku sehat klien dapat ditingkatkan. Sedangkan kelemahannya adalah masih banyak yang abstrak dan bersifat konseptual.

 Health Belief Model (Model Kepercayaan Kesehatan)
Model perilaku ini dikembangkan pada tahun 50an dan didasarkan atas partisipasi masyarakat pada program deteksi dini tuberculosis. Analisis terhadap berbagai faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat pada program tersebut kemudian dikembangkan sebagai model perilaku. Health belief Model didasarkan atas 3 faktor esensial ;
1. Kesiapan individu untuk merubah perilaku dalam rangka menghindari suatu penyakit atau memperkecil risiko kesehatan.
2. Adanya dorongan dalam lingkungan individu yang membuatnya merubah perilaku.
3. Perilaku itu sendiri.
Ketiga faktor diatas dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang berhubungan dengan kepribadian dan lingkungan individu, serta pengalaman berhubungan dengan sarana & petugas kesehatan.
Kesiapan individu dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti persepsi tentang kerentanan terhadap penyakit, potensi ancaman, motivasi untuk memperkecil kerentanan terhadap penyakit, potensi ancaman, dan adanya kepercayaan bahwa perubahan perilaku akan memberikan keuntungan. Faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku adalah perilaku itu sendiri yang dipengaruhi oleh karakteristik individu, penilaian individu terhadap perubahan yang di tawarkan, interaksi dengan petugas kesehatan yang merekomen-dasikan perubahan perilaku, dan pengalaman mencoba merubah perilaku yang serupa.
Menurut Rosenstock (1974, 1977), model ini dekat dengan Pendidikan Kesehatan
Konsep :
Perilaku kesehatan merupakan fungsi dari pengetahuan dan sikap. Secara khusus bahwa persepsi sesorang tentang kerentanan dan kemujaraban pengobatan dapat mempengaruhi keputusan seseorang dalam perilaku kesehatannya
Aspek-aspek pokok perilaku kesehatan menurut Rosenstock:
a) Ancaman
• Persepsi tentang kerentanan diri terhadap penyakit (atau kesediaanmenerima diagnosa penyakit)
• Persepsi tentang keparahan penyakit/kondisi kesehatannya
b) Harapan
• Persepsi tentang keuntungan suatu tindakan
• Persepsi tentang hambatan-hambatan untuk melakukan tindakan itu

c) Pencetus tindakan:
• Media
• Pengaruh orang lain
• Hal-hal yang mengingatkan (reminders)
d) Faktor-faktor Sosio-demografi (pendidikan, umur, jenis kelamin/gender, sukubangsa)
e) Penilaian diri (Persepsi tentang kesanggupan diri untuk melakukan tindakan itu)
Ancaman suatu penyakit dipersepsikan secara berbeda oleh setiap individu. Contoh: kanker. Ada yang takut tertular penyakit itu, tapi ada juga yang menganggap penyakit itu tidak begitu parah, ataupun individu itu merasa tidak akan tertular olehnya karena diantara anggota keluarganya tidak ada riwayat penyakit kanker. Keputusan untuk mengambil tindakan/upaya penanggulangan atau pencegahan penyakit itu tergantung dari persepsi individu tentang keuntungan dari tindakan tersebut baginya, besar/kecilnya hambatan untuk melaksanakan tindakan itu serta pandangan individu tentang kemampuan diri sendiri. Persepsi tentang ancaman penyakit dan upaya penanggulangannya dipengaruhi oleh latar belakang sosio-demografi si individu. Untuk menguatkan keputusan bertindak, diperlukan faktor pencetus (berita dari media, ajakan orang yang dikenal atau ada yang mengingatkan). Jika faktor pencetus itu cukup kuat dan individu merasa siap, barulah individu itu benar-benar melaksanakan tindakan yang dianjurkan guna menanggulangi atau mencegah penyakit tersebut.
Health Belief Model menurut Becker (1979) ditentukan oleh :
• Percaya bahwa mereka rentan terhadap masalah kesehatan
• Menganggap serius masalah
• yakin terhadap efektivitas pengobatan
• tidak mahal
• menerima anjuran untuk mengambil tindakan kesehatan
Kelemahan :
• Bersaing dengan kepercayaan dan sikap-sikap lain
• Pembentukan kepercayaan seiring dengan perubahan perilaku
Model Kepercayaan kesehatan oleh Becker (1974, 1979) :
1. Percaya bahwa mereka rentan terhadap masalah kesehatan tertentu
Bagaimana menyadarkan masyarakat tersebut bilamana dirinya dapat mengalami diare setiap saat. Oleh karena adanya lingkungan dengan sanitasi yang buruk dan perilaku yang buruk terhadap kesehatan, seperti cakupan jamban yang rendah serta sumber air bersih yang dikonsumsi berpotensi tercemar oleh kuman. Tidak adanya WC memungkinkan adanya lalat sebagai vektor penyebab terjadinya penularan ke manusia yang sehat lainnya. Sumber air yang digunakan dari sumur pinggir sungai/menggali lubang pasir di pinggir sungai sangat membahayakan bilamana ada penderita cholera yang BAB disungai tersebut.
2. Menganggap masalah ini serius
Terjadinya diare bukan saja dapat menyebabkan kesakitan tetapi juga bahaya kematian. Terutama akibat dehidasi berat oleh diare. Penyakit ini setiap tahunnya merupakan pembunuh no 1 atau no 2 di Indonesia.
3. Meyakini efektifitas tujuan pengobatan dan pencegahan
Model pengobatan dini dapat mencegah ke tahapan diare berat dengan dehidasi hebat, sehingga tidak perlu dirujuk ke RS. Pencegahan merupakan upaya terbaik dan murah melalui kebiasaan perilaku hidup bersih dan sehat terutama sumber air yang steril, penggunaan WC dan kebiasaan cuci tangan dengan sabun. Dimaksudkan memutuskan penularan penyakit diare.
4. Tidak mahal
Biaya yang tidak mahal karena hanya dengan merubah kebiasaan buruk dimasyarakat. Jika dibandingkan dengan biaya yang harus dikeluarkan untuk kesembuhan ditambah dengan hilangnya produktifitas (waktu kerja).
5. Menerima anjuran untuk mengambil tindakan kesehatan
Melaksanakan anjuran oleh petugas kesehatan merupakan tujuan dari perubahan perilaku.

 Thranstheoretical Model
Model trnasteoretik (atau "Model Bertahap", "Stages of Change"), sesuai namanya , mencoba menerangkan serta mengukur perilaku kesehatan dengan tidak bergantung pada perangkap teoritik tertentu. Proschaska dan kawan-kawan (1979) mula-mula bermaksud menjelaskan proses apa yang terjadi bila peminum alkohol berhenti minum alkohol, dan juga terhadap proses dalam berhenti merokok. Penelitian ini mengidentifikasikan 4 tahap independen: prekontemplasi, kontemplasi, aksi, dan pemeliharaan. "Prekontemplasi" mengacu pada tahap bila seseorang belum memikirkan sebuah perilaku sama sekali , orang itu belum bermaksud mengubah suatu perilaku. Dalam tahap "kontemplasi", seseorang benar-benar memikirkan suatu perilaku, namun masih belum siap untuk melakukannya. Tahap "aksi" mengacu kepada keadaan bila orang telah melakukan perubahan perilaku, sedangkan "pemeliharaan" merupakan pengentalan jangka panjang dari perubahan yang telah terjadi. Dalam tahap "aksi" maupun "pemeliharaan", "kekambuhan" dapat terjadi, yaitu individu kembali pada pola perilaku sebelum "aksi"
Model transteori sejalan dengan teori-teori rasional atau teori-teori pembuatan keputusan dan teori ekonomi yang lain, terutama dalam mendasarkan diri pada proses-proses kognitif untuk menjelaskan perubahan perilaku.
Konsep :
Mengukur perilaku kesehatan dengan tidak bergantung pada perangkap teoritik tertentu
Prochaska (1979)
• Prakontemplasi : belum berpikir perilaku sama sekali, belum bermaksud mengubah perilaku
• Kontemplasi : memikirkan perilaku tapi belum siap melakukan
• Aksi : melakukan perubahan perilaku
• Pemeliharaan : pengentalan jangka panjang dari perubahan yang terjadi

BAB III
PEMBAHASAN

3.1.  KEKURANGAN DAN KELEMAHAN DALAM MODEL KEYAKINAN KESEHATAN.

1.      Dari model keyakinan kesehatan ini individu bertindak untuk melakukan pengobatan dan pencegahan penyakit, kerentangan yang dirasakan agar seseorang bertindak untuk mengobati/mencegah penyakitnya. ia harus merasa bahwa ia rentan terhadap penyakit tersebut.  Keseriusan yang dirasakan tindakan individu untuk mencari pengobatan dan pencegahan penyakitnya akan di dorong pula oleh keseriusan penyakit tersebut terhadap individu/masyarakat.
2.      Model ini menekenkan pada persepsi klien sebagai upaya pencegahan
 penyakit. Meningkatkan dan menjaga derajat kesehatan adalah faktor utama pada klien dan inti dari teori tersebut adalah bagaimana individu mencari sehat dan menjauhi sakit.
3.      Model ini untuk mengetahui dan memprediksi mengenai perilaku seseorang apakah merasakan adanya ancaman atau manfaat mempertahankan kesehatannya, dan komunikasi ini sangat diperlukan untuk memotivasi seseorang dalam mengambil keputusan untuk mempertahankan kesehatannya.

3.2  HAMBATAN YANG AKAN DIALAMI.

Hambatan ini mengacu pada sejauh mana seseorang berpikir, penyakit atau kesehatan betul-betul merupakan ancaman bagi dirinya. Apabila ancaman yang dirasakan tersebut maka perilaku pencegahan juga akan meningkat.


3.3  SOLUSI
Apabila individu merasa dirinya rentan untuk penyakit yang dianggap dirinya gawat atau serius, ia harus melakukan suatu tindakan, tergantung manfaat dari rintangan yang di temukan dalam mengambil tindakan contoh: check up untuk memeriksa.



















DAFTAR PUSTAKA
Mundakir. (2006). Komunikasi Keperawatan Aplikasi Dalam Pelayanan. Yogyakarta : Graha Ilmu.

1 komentar: