Minggu, 25 Mei 2014

Standar Operational Procedur Pemeriksaan Fisik Sistem neurologi

Standar Operational Procedur
Pemeriksaan Fisik
Sistem neurologi

Nama : M. TARMIZI TAHER
NIM : 120210039
Program studi : S1 Ilmu Keperawatan

NO
LANGKAH-LANGKAH
GAMBAR
1
Persipan alat

1.    Sarung tangan
2.    Bengkok
3.    Kom kecil 3 buah
4.    Perasa (kopi,gula dan garam)
5.    Pembau (jahe, jeruk kulit )
6.    Kapas lidi
7.    Air mineral dalam gelas
8.    Kartu slelien chart
9.    Oftaimoskopi 
10.     Kapas
11.     Garputala
12.     Refleks hamer
13.     Jam tangan
14.     Spatel lidah

2
Persiapan Klien

1.      Penjelasan prosedur yang akan dilakukan kepada klien dan keluarga.
Rasional : meningkatkan kerjasama dan partisipassi dengan klien dan keluaraga.
2.      Perawat mencuci tangan dan memakai sarung tangan sebagai tindakan pencegahan infeksi yang tepat.
3.      Menyiapkan lingkungan privacy klien dan atur posisi nyaman.
Rasional : Lingkungan yang baik akan membuat klien nyaman.








3
Langkah_langkah

1.         Olfaktorius
Fungsi : sensai terhadap bau-bauan.
Pemeriksaan klinis : dengan mata tertutup, pasien diperintahkan mengidentifikasi bau yang sudah dikenal(jahe atau kulit jeruk). Masing masing lubang hidung diuji secara terpisah.

2.         Optikus
Fungsi : ketajaman pengelihatan.
Pemeriksaan klinis dengan kartu snelen chart atau bagan E : lapang pandang, pemeriksaan oftalmoskopi.
3.         Okulomotoris. 
4.         Troklear
5 .   Abdusen
Fungsi syaraf kranial III,IV,dan VI dalam pengaturan gerakan=gerakan mata : Sk II turut dalam pengaturan gerakan kelopak mata, kontruksi otot pada pupil & Otot siliaris, denganmengontrol akomodasi pupil.
Pemeriksaan klinis : kaji rotasi okular, mengkonjungtivikasian gerakan nistagmus, kaji reflek pupil & periksa kelopak mata terhadap cahaya ptosis.

6.      Trigeminal
Fungsi : sensasi pada wajah.
Pemeriksaan klinis : anjurkan klien menutup kedua mata sentuhan kapas pada pipi, dahi & dagu. Bandingkan ke dua sisi yang berlawanan. Sensitifitas terhadap nyeri daerah permukaan diuji dengan menggunakan benda runcing dan diakhiri dengan spatel lidah yang tumpul lakukan pengkajian dengan benda tajam dan tumpul secara bersamaan. Catat masing-masing gerakan dari tusukan benda tajam dan tumpul. Jika tidak sesuai uji sensasi suhu dengan tambung kecil yang berisi air panas atau dingin dan gunakan saling bergantian.
Refleks kornea : pada saat pasien meliahat ke atas lakukan sentuhan ringan dengan sebuah gumpalan kapas kecil didaerah tempoal masing-masing kornea. Bila terjadi kedipan mata keluarnya air mata tertanda resppons normal.
Mengunyah : pegang daerah rahang pasien dan rasakan gerakan dari sisi ke sisi. Palpasi otot master dan temporal apakah kekuatanya sama atau tidak ada.

7.      Fasial
Fungsi:  gerakan otot wajah , ekspresi wajah dan sekresi air mata dan ludah.
Pemeriksaaan : observasi simetris gerakan wajah saat : tersenyum, bersiul, mengangkat alis, mengerutkan dahi dan saat menutup rapat-rapat mata.(juga saat membuka mata) observasi pakah wajah mengalami paralisis fleksid (lipatan dangkal nosolabil)
Rasa kecap : 2/3 anterior lidah
Pemeriksaan : mengekstensikan llidah. Kemampuan lidah membedakan rasa gula dan garam.

8.       Vestibulokoklear
Funsi : keseimbangan dan pendengaran
Pemerikasaan : uji bisikan suara danbunyi dengan detikan jam.
Uji untuuk lateralisasi (weber)
Uji konduksi udara tulang (rinne)

9.   Glosofringeus
Fungsi : rasa kecap 1/3 lidah bagian posterior.
Pemeriksaan : kaji kemampuan pasien untuk membedakan rasa gula dan garam. Pada 1/3 poterior lidah asam dan asin.

10.  Vagus.
Fungsi : kontraksi faring
Pemeriksaan : tekan spatel lidah pada lidah bagian posterior atau menstimulasi faring posterior untuk membuka refleks menelan.
Fungsi : gerakan simetris dari pita suara.
Pemeriksaan : adanya suara serak.
Fungsi : gerakan simetris palatum mole.
Pemeriksaan : minta pasien mengatakan “ah” observasi terhadap peninggian uvula simetris dan palatum mole.

11.  Aksesorius Spinal
Gerakan otot sternokleidomastoid dan trapesiuz
Pemeriksaan : palpasi dan catat kekuatan otot trapezius pada saat pasien mengangkat bahu sambil dilakukan penekanan palpasi dan catat kekuatan otot sternokledomastoideus pasien saat memutar kepala sambil dilakukan penahanan dengan tangan penguji ke arah berlawanan.

12.  Hipoglosus
Fungsi : gerakan lidah
Pemeriksaan : bila pasien menjulurkan lidah keluar terdapat deviasi atau tremor. Kekuatan lidah dikaji dengan cara pasien menjulurkan lidah dan menggerakan ke kiri ke kanan sambil diberi tahanan.
13.      Kembalikan pasien ke posisi semula yang membuat klien nyaman.
14.      Rapihkan alat
15.     Lepaskan sarung tangan
16.      Cuci tangan
17.     Dokumentasi






























































































































































































Thangks to : Kozier,B.,Erb, G., Berman, A and Synders, S.J. (Ed.5). (2009). Buku ajar praktik keperawatan klinis. Jakarta. EGC.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar