Minggu, 25 Mei 2014

Standar Operational Procedur Memasukan selang Nasogastrik (NGT)

Standar Operational Procedur
Memasukan selang Nasogastrik (NGT)

Nama : M. Tarmizi Taher
NIM : 120210039
Program studi : S1 Ilmu Keperawatan
NO
ASPEK YANG DINILAI
NILAI
KET

1.























2.












Persiapan alat (10%)
1.      Handuk atau bantalan desposebel.
2.      Klem atau penutup (choice)
3.      Stetoskop.
4.      Kertas pH
5.      Sarungtangan desposibel.
6.      Spuit ukuran 20-50ml dan alat penyambungnya.
7.      Air dalam gelas dan sedotan.
8.      Pelumas larut air.
9.      Tissue kering.
10.  Plester perekat nonalergenik, L 2,5CM
11.  Baskom larutan yang diisi dengan air hangat (apabila menggunakn selang pelastik) atau diisi dengan es (apabila menggunakan selang karet)
12.  Kawat pemandu atau stylet untuk selang yang berdiameter kecil.
13.  Selang berdiameter besar atau kecil.
14.  Baskom .
15.  Peralatan pengisapan (choice).
16.  Kasa segiempat / kantung pelastik spesimen pengikat elastis.
17.  Pengikat elastis/ peniti.
Persiapan klien (10%) dan pelaksanaan (50%)
18.  Bantu klien posisi fowler-tinggi jika kondisi klien memungkinkan dan sangga kepala dengan bantal.
Menelan seringkali lebih mudah pada posisi ini dan gravitasi membantu dalam proses pemasukan selang.
19.  Letakan handuk desposebel di atas dada klien
20.  Penjelasan prosedur yang akan dilakukan dan mengapa hal hal tersebut dilakukan dan bagaimana klien dapat berkerjasama.
Beri informasi pada klien bahwa hal ini menimbulkan ketidaknyamanan karena refleks muntah selama memasukan selang.
21.  Perawat mencuci tangan dan memakai sarung tangan sebagai tindakan pencegahan infeksi yang tepat.
22.  Menyiapkan lingkungan privacy klien Rasional : Lingkungan yang baik akan membuat klien nyaman.
23.  Kaji lubang hidung klien.
·      Minta klien untuk melakukan hiperekstensi kepala, dan, dengan menggunakan senter observasi keutuhan jaringan hidung, termasuk adanya iritasi atau abrasi.
·      Kaji lubang hidung untuk melihat adanya obstruksi atau deformitas dengan meminta klien bernafas melalui salah satu hidung sambil menutup lubang hidung yang lainnya.
·      Pilih yang aliran udaranya paling besar.
24.     Siapkan selang
·      Apabila menggunakan selang karet letakan selang dalam es selama 5-10 menit. Tindakan ini membuat selang kaku sehingga memfasilitasi pemasangan. Apabila menggunakan selang pelastik, letakan selang tersebut pada air hangat sampai selang lembut dan lebih fleksibel. Tindakan ini akan memfasilitasi pemasangan.
·      Apabila menggunakan diameter kecil masukan stylet atau alat pemandu kedalam selang dan dan pastikan kawat pemandu tetap pada posisinya. Posisi sstylet atau kawat pemandu yang tidak tepat akan menimbulkan trauma pada nasofaring, esofagus dan lambung.
25.     Tentukan seberapa jauh selang akan dimasukan.
·      Gunakan sekang untuk mengukur panjang dari ujung hidung ke ujung daun telinga kemudian ke ujung sternum. Panjang hasil pengukuran ini kira-kira mendekati jarak antara lubang hidung ke lambung. Jarak ini bervariasi pada setiap individu.
·      Tandai panjang hasil dengan plester.
26.      Masukan selang.
·      Pasang sarung tangan.
·      Lumasi ujung selang dengan menggunakan pelumas larut air atau dengan air untuk memudahkan pemasangan. Pelumas larut ir akan larut jika selang tidak sengaja masuk ke dalam paru-paru. Pelumas dari minyak seperti jeli minyak tidak akan larut dan dapat menyebakan komplikasi pernafasan jika selang masuk ke pau-paru.
·      Masukan selang dengan lengkung alaminya ke arah klien ke dalam lubang hidung yang telah dipilih. Minta klien untuk menghiperekstensikam lehernya dan secara perlahan masukan ke dalam nasofaring. Hiperekstensi leher mengurangi lengkungan sambungan nasofaringeal,
·      Arahkan selang disepanjang dasarnlubang hidung dan menuju telinga pada sisi tersebut. Mengarahkan selang disepanjang dasar lubang hidung menghindari proyeksi (turbinasi) disepanjang dinding lateral lunag hidung.
·      Sedikit tekanan kadang diperlukan unuk memasukan selang kedalam nasofaring dan air mata klien akan keluar pada saat ini pengeluaran air mata adalah respons alami tubuh. Lap dengan tissue.
·      Apabila selang mengalami tahanan tarik selang dan lumasi kembali dan masukan kembali melalui lubang yang lain. Selang tidak boleh diaksa masuk melawan tahanan yang ada akan mengakibatkan cedra.
·      Setelah selang mencapai orofaring klien merasa bahwa selang berada ditenggorokan dan merasa ingin muntah minta klien untuk menekuk kepala ke depan dan dorong klien untuk menelan. Menekuk kepala kedepan lebih memfasilitasi jalannya selang kedalam faring posterior dan esofagus bukan ke laring ; menelan menggerakan epiglotis sehingga meniutup lubang ke laring.
·      Apabila klien ingin muntah, hentikan dulu memasukan selang untuk sementara. Minta klien beristirahat ambil nafas salam, minum sedikit air untuk menenangkan refleks muntah.
·      Bila bekerjasama dengan klien, masukan selang sepanjang 5-10cm pada setiap gerakan menelan, sampai panjang selang yang diinginkan telah masuk.
·      Apabila klien tetap merasa ingin muntah dan selang tidak dapat maju pada setiap gerakan menelan, tarik sedikit selang tersebut, dan inspeksi tenggorokan melalui mulut. Selangmungkin melengkung saat didalam tenggorokan.
Apabila memeang terjadi tarik selang samapa selang lurus dan ciba kembali.
27.      Pastika selang berada pada posisi yang benar.
·      Aspirasi isi lambung dan periksa pH riset mengidentifikasikan bahwa pem Ph merupakan cara lebih dipercaya untuk mengetahui isi selang.
·      Auskultasi suara udara yang dimasukan dengan meletakan stetoskop di atas epigastrium dan masukan 10-30 ml udara ke dalam selang sambil mendengarkan suara “blup”. Metode ini tidak dipercaya.
·      Ulangi pem.jika selang tidak masuk kedalam perut.
28.      Fiksasi selang dengan memplesternya ke batang hidung klien.
·      Potong plester sepanajang 7,5 cm dan potong memanjang ditengah plester pada salah satu ujung plester sepanjang 5 cm dan biarkan 2,5 cm plester tetap utuh.
·      Letakan plester yang utuh pada batang hidung klien dan tarik kedua ujung plester ke arah bawah lalu mengelilingi selang atau tarik ke bawah selang dan letakan kembali kepangkal hidung. Fikssi ini mencegah slang menekan dan mengiritasi tepi lubang hidung.
29.      Hubungkan selang dengan alat penghisap atau alat pemberian makan sesuai program
30.      Fiksasi selang ke gaun klien
·      buat simpul dari pengikaat elastis disekeliling ujung selangdan kaitkan dengan menggunakan peniti. Atau tempelkan plester keselang dan penitikann plester tersebut ke pakaianklien. Selang diikatkan untuk mencegah  agar tidak tertarik.
31.      Dokumentasi informasi yang relevan.
Respons (ketidaknyamanan atau distensi abdomen)
Buat renpra untuk memberikan perawatan selang nasogastrik.
·      Inspeksi adanya rabas dan iritasi pada lubanghidung.
·      Bersihkan lubang hidung dengan kapas lembab.
·      Oleskan pelumas larut air jika lubang hidung tampak kerung berkerak.
·      Ganti plester sesuai kebutuhan.
·      Berikan perawatan mulut dengansering.
·      Mencuci tangan
SIKAP (10%)
Bekerja  dengan cermat, hati-hati dan teliti.
TOTAL :
0
1
2
3
4







Thangks to : Kozier,B.,Erb, G., Berman, A and Synders, S.J. (Ed.5). (2009). Buku ajar praktik keperawatan klinis. Jakarta. EGC.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar