Kamis, 04 Februari 2016

LAPORAN PENDAHULUAN DEFISIT PERAWATAN DIRI dan STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN SETIAP HARI

LAPORAN PENDAHULUAN
DEFISIT PERAWATAN DIRI
I.               Kasus (masalah utama)
Deficit perawatan diri  
Personal hygene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, menurut Potter Perry (2005).
Kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya, Menurut Tarwoto dan Wartonah (2000). 
Defisit perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhannya guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri, Menurut Depkes (2000). 
Defisit perawatan diri yaitu suatu kondisi pada seseorang yang mengalami kelemahan dalam melakukan aktivitas perawatan diri secara mandiri seperti mandi, berpakaian/berhias, makan dan BAB/BAK.
II.            Proses Terjadinya Masalah
A.         Faktor Predisposisi
Faktor risiko yang mempengaruhi jenis dan jumlah sumber yang dapat dibangkitkan oleh individu untuk mengatasi masalahnya. Diperoleh baik dari klien maupun keluarganya.
Faktor ini meliputi Perkembangan: biasanya terjadi karena keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan inisiatif terganggu. Biologis: seperti terjadinya Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan diri. Kemampuan realitas turun: biasanya pada klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri. Sosial: kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri





B.     Faktor Presipitasi
Adalah kurang penurunan motivasi, kerusakan kogniti atau perseptual, cemas, lelah/lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri.
Menurut Depkes (2000:59) faktor yang mempengaruhi personal hygiene adalah Body Image: yaitu gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya. Praktik sosial: Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene. Status sosial ekonomi: Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya. Pengetahuan: Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita diabetes melitus ia harus menjaga kebersihan kakinya. Budaya: Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan. Kebiasaan seseorang: ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri seperti penggunaan sabun, shampo dan lain-lain. Kondisi fisik atau psikis: pada keadaan tertentu atau sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya.
C.         Jenis
1.      Kurang perawatan diri: mandi / kebersihan diri
Adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktivitas mandi atau kebersihan diri
2.      Kurang perawatan diri : makan
Adalah gangguan kemampuan untuk menunjukkan aktivitas makan
3.      Kurang perawatan diri: toileting
Adalah gangguan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas toileting sendiri
4.      Kurang perawatan diri: mengenakan pakaian / berhias
Adalah gangguan kemampuan memakai pakaian dan aktivitas berdandan sendiri

D.         Rentang Respon Kognitif
R. adaptif                                                               R. Maladatif
1.  Tegas
2.  Ingatan utuh
3.  Orientasi lengkap
4.  Persepsi akurat
5.  Perhatian terfokus
6.  Koheren, pikiran logis
1.  Mudah lupa
2.  Kadang bingung
3.  Kadang mispersepsi
4.  Kadang berpikir tidak jernih
1.  Inkoheren
2.  Disorientasi
3.  Daya ingat hilang
4.  Tidak mampu ambil keputusan
 






E.          Mekanisme Koping
1)      Regresi
Kemunduran akibat stres terhadap perilaku dan merupakan ciri khas dari suatu taraf perkembangan yang lebih dini
2)      Penyangkalan (Denial)
Menyatakan ketidaksetujuan terhadap realitas dengan mengigkari
Ralitas tersebut. Mekaisme pertahanan ini adalah paling sederhana dan primitif.
3)      Isolasi diri, menarik diri
Sikap mengelompokkan orang atau keadaan hanya sebagai semuanya baik atau semuanya buruk, kegagalan untuk memadukan nilai-nilai positif dan negatif di dalam diri sendiri.
4)      Intelektualisasi
Pengguna logika dan alasan yang berlebihan untuk menghindari pengalaman yang mengganggu perasaannya.
III.        A.    Pohon Masalah
Effect                 Resiko Gsp. Halusinasi

Core problem                Isolasi Sosial               Defisit Perawatan Diri

 Cause                Harga Diri Rendah




B.      Masalah Keperawatan dan Data yang perlu dikaji
1)      Masalah keperawatan:
a.       Defisit perawatan diri: mandi / kebersihan diri
Data Subjektif:
Klien mengatakan dirinya malas mandi karena airnya dingin, atau tidak tersedia alat mandi.
Data Objektif:
Ketidakmampuan mandi/membersihkan diri ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor, kulit berdaki dan berbau, serta kuku panjang dan kotor.
b.      Defisit perawatan diri: makan
Data Subjektif:
Klien mengatakan ingin disuapi makan
Data Objektif:
Ketidakmampuan makan secara mandiri ditandai dengan ketidakmampuan mengambil makan sendiri, makan berceceran dan makan tidak pada tempatnya.
c.       Defisit perawatan diri: toileting
Data Subjektif:
Klien mengatakan jarang membersihkan alat kelaminnya setelah BAK maupun BAB.
Data Objektif:
Ketidakmampuan BAB/BAK secara mandiri ditandai BAB/BAK tidak pada tempatnya, tidak membersihkan diri dengan baik setelah BAB/BAK.
d.      Defisit perawatan diri: mengenakan pakaian / berhias
Data Subjektif: 
Klien mengatakan dirinya malas berdandan.
Data Objektif:
Ketidakmampuan berpakaian/berhias ditandai dengan rambut acak-acakan, pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, tidak bercukur (laki-laki), atau tidak berdandan  (perempuan).





IV.        Diagnosa Keperawatan
Defisit Perawatan Diri:              mandi / kebersihan diri
makan
toileting
mengenakan pakaian / berhias

V.           Rencana Tindakan Keperawatan
/ Terlampir

















Daftar Pustaka

Amino Gundo Hutomo (2008). Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta EGC
Nita Fitria (2009). Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda 2005-2006. Jakarta : Prima Medika


















STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN SETIAP HARI
I.            Proses Keperawatan
1)      Kondisi Klien:
Klien mengatakan dirinya malas mandi karena airnya dingin, atau tidak tersedia alat mandi. Ketidakmampuan mandi/membersihkan diri ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor, kulit berdaki dan berbau, serta kuku panjang dan kotor.

2)      Diagnosa Keperawatan:
Defisit perawatan diri: mandi / kebersihan diri

3)      Tujuan Khusus (SP1)
a)      Klien dapat membina hubungan saling percaya
b)      Klien mengenal tentang pentingnya kebersihan diri
c)      Klien dapat melakukan kebersihan diri dengan bantuan perawat
d)     Klien dapat melakukan kebersihan perawatan diri secara mandiri
e)      Klien dapat mempertahankan kebersihan diri secara mandiri

4)      Rencana Tindakan Keperawatan
a)      Bina hubungan saling percaya
b)      Jelaskan pentingnya kebersihan diri
c)      Jelaskan cara menjaga kebersihan diri
d)     Bantu klien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri
e)      Anjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

II.              Proses Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan
A.  Orientasi
1)      Salam Terapeutik
Selamat pagi bapak/ibu. Perkenalkan nama Saya Tarmizi Taher panggil saja saya dengan nama Tarmizi. Saya mahasiswa Keperawatan STIKES BANTEN yang akan merawat bapak. Saya bertugas disini dari tanggal 27 Juli-1 agustus 2015 dan dari jam 07.00-14.00 WIB. Jika ada sesuatu yang ingin bapak sampaikan jangan sungkan-sungkan untuk menyampaikan kepada saya. mudah mudahan saya bisa membantu. Kalau boleh saya tau nama Bapak siapa dan suka dipanggil siapa?.
2)      Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan bapak/ibu hari ini? Bagaimana tidurnya semalam? Apa ada keluhan?”
3)       Kontrak
a)      Topik:
“Apakah bapak/ibu tidak keberatan untuk berbincang-bincang dengan saya? Apakah bapak/ibu hari ini sudah mandi? Bagaimana kalau kita latihan cara mandi?”
b)      Waktu :
“Berapa lama kira-kira kita bisa berbincang? Bapak/ibu maunya berapa menit? Bagaimana kalau 15 menit? Apakah bapak//ibu bersedia?”
c)      Tempat :
“Bapak/ibu mau berbincang dimana? Di taman, di kamar atau dimana?”
d)     Tujuan interaksi :
“Dengan latihan cara mandi ini diharapkan tubuh bapak/ibu tidak terasa gatal-gatal lagi danbapak/ibu dapat tidur dengan nyenyak.”

B.   Kerja
a.       “Berapa kali bapak/ibu membersihkan diri dalam sehari?”
b.      “Apakah bapak/ibu tahu pentingnya kebersihan diri?”
c.       “Bagaimana cara bapak/ibu menjaga kebersihan diri?”
d.      “Apakah bapak/ibu tahu tentang alat-alat yang digunakan untuk membersihkan diri?”
e.       “Bagaimana cara bapak/ibu membersihkan diri?”
f.       “Bagaimanakalau kita belajar membersihkan diri ?”
g.      “ Pertama lepaskan seluruh baju yang dikenakan, setelah itu siramkan air ketubuh secara menyeluruh. Gunakan sabun secara merata pada seluruh bagian tubuh dan bilas sampai bersih. Setelah itu menggosok gig, keringkan badan dengan handuk dan ganti pakaian dengan pakaian yang bersih.”

C.  Terminasi
Evaluasi respons klien terhadap tindakkan keperawatan
1)      Evaluasi subjektif
“Bagaimana perasaan bapak/ibu setelah kita melakukan latihan mandi tadi? Apakah bapak/ibu merasa senang?”
2)      Evaluasi objektif
“Coba bapakibu ulangi kembali cara mandi dan alat-alat yang dibutuhkan untuk mandi.”
3)      Evaluasi perawat (objektif dan reinforcement)
Rencana tindak lanjut  (apa yang perlu dilatih oleh klien sesuai hasil tindakan yang telah dilakukan)
4)      Rencana tindak lanjut
“Kalau Ibu/Bapak sudah tahu cara membersihkan diri, nanti Ibu/Bapak praktikkan penjelasan saya tadi. Setelah bapak mandi, nanti bapak catat ke dalam jadwal.”
5)      Kontrak yang akan datang
a)      Topik
“Ibu/Bapak, bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang lagi tentang bagaimana cara makan yang baik?”
b)      Waktu
“Kira-kira waktunya kapan ya? Bagaiman kalau besok, apakah (ibu/bapak) bersedia?”
c)      Tempat

“kira-kira tempat yang enak buat kita berbicara besok dimana ya? Apa tetap disini atau pindah ke tempat lain? Sampai jumpa besok.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar